1. PENDAHULUAN
Berkembangnya era
pasar bebas hampir di seluruh negara di dunia, mendorong banyak perusahaan
untuk lebih giat lagi. Sudah banyak perusahaan yang juga gulung tikar di era
tersebut dan ada juga yang melakukan rekonstruksi maupun merger dengan
perusahaan lain agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun bukan
berarti dengan ada nya rekonstruksi dan merger berarti tidak ada kendala.
Banyak kendala yang akan terjadi, salah satunya ialah ego dari perusahaan yang
lebih besar. Maka, atas dasar itulah maka lahirlah SII (Strategy of Information
Integration).
2. TEORI
A.
Pengertian SII
SII merupakan strategi pengintegrasian sistem baik saat melakukan
merger ataupun rekonstruksi perusahaan. SII juga merupakan solusi agar saat
mengintegrasikan antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil seimbang atau
sesuai porsinya. Biasanya perusahaan menggunakan SII ini saat sudah tidak ada
jalan lain lagi kecuali menggunakan ini. SII memiliki enam tahap dalam
pengintegrasiannya.
B. Tahap
– Tahap SII
1)
Exploit Local Capabilities
Pada tahap ini, yang perlu dilaksanakan
adalah melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem informasi
masing-masing organisasi. Tujuan dari dilakukannya tahap ini adalah untuk
memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi
dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi
yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya.
2)
Conduct Soft Integration
Pada setiap kerjasama atau kolaborasi
dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru. Dan ketika
kebutuhan bersama ini muncul, seringkali tidak dapat dipenuhi oleh sebuah
sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Pada saat
kebutuhan baru ini berhasil didefinisikan secara jelas, masing-masing
organisasi melalui wakilnya berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari
jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Pada saat inilah sebenarnya hakekat
”integrasi” telah dilakukan. Secara teknis yang biasa dihasilkan adalah ide-ide
solusi dalam bentuk penambahan sejumlah entitas atau komponen sebagai jembatan
antara satu sistem dan sistem lainnya tanpa harus merusak masing-masing sistem
informasi yang telah dianggap baik bekerja oleh setiap organisasi yang ada.
Keluaran sesungguhnya dalam tahap ini adalah kepercayaan dan kesadaran akan
perlunya kerjasama untuk memecahkan solusi.
3)
Share Common Resources
Langkah berikutnya adalah melakukan
evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi yang telah di dapat berhasil
dibangun, terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka ragam sumber
daya organisasi. Sekali lagi para wakil dari masing-masing organisasi akan
berkumpul dan melihat bahwa banyak peluang untuk meningkatkan kinerja solusi
yang dihasilkan jika dan hanya jika adanya ”sharing” atau pola berbagi pakai
antar sumber daya teknologi informasi yang dimiliki masing-masing organisasi.
Keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai bergesernya pemikiran-pemikiran
yang didominasi oleh faktor emosional ke ide-ide brilian yang dipandu oleh
pemikiran rasional.
4)
Redesign Process Architecture
Mencari solusi dengan berbekal berbagi
pakai sumber daya biasanya dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemilik
kepentingan internal. Di sinilah tahap penentu integrasi diuji kembali, karena
yang akan terlibat adalah pimpinan nomor satu dari masing-masing organisasi.
Keluaran dari tahap terberat ini adalah kesepakatan untuk melakukan kolaborasi
secara lebih jauh, yaitu dengan memperhatikan nilai (atau value) dari pemegang
kepentingan utama dari seluruh organisasi yang berkolaborasi. Ragam proses baru
inilah yang akan menjadi cikal bakal atau embrio arsitektur sebuah sistem
informasi terintegrasi yang dimaksud, yang merupakan penjelmaan ”secara tidak
sadar” kumpulan sistem informasi organisasi beragam yang ada.
5)
Optimise Network Infrastructure
Rancangan beraneka ragam proses baru
yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan secara efektif, efisien,
optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara fundamental tidak dilakukan
penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang ada – dalam hal ini adalah
arsitektur sistem informasi terintegrasi yang dimiliki. Keluaran dari tahap
optimaliasi ini adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dapat bekerja
secara efektif melayani kepentingan vertikal maupun horisontal. Dan tentu saja
yang tidak kalah pentingnya, yaitu semakin eratnya relasi antar organisasi yang
berkolaborasi setelah melewati sejumlah tahap sebelumnya.
6)
Transform Organisation Landscape
Tahap terakhir yang akan dicapai
sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi
masing-masing organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan
akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya
untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan
apapun.
3. ANALISIS
Strategi integrasi informasi merupakan
suatu tindakan yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan
memadukan informasi yang diperoleh untuk mencapai tujuan. Strategi yang diambil adalah dengan
melakukan merger atau akuisisi. Permasalahan yang umum terjadi
dalam integrasi informasi adalah ketidak sesuaian yang menyebabkan informasi
tidak dapat diintegrasikan, misalnya karena standar, protokol, teknologi,
algoritma, dan metode yang berbeda. Dengan
demikian dengan melakukan merger perusahaan – perusahaan kecil dapat
mengembangkan perusahaan menjadi lebih efisien dan juga lebih kokoh dalam
permodalan sehingga memiliki daya saing yang kuat secara internasional.
4. REFERENSI
http://frisellamariana.wordpress.com/2010/12/03/strategy-of-information-integration-sii/